. Upaya menghabiskan warisan kredit bermasalah dari masa lalu guna memperbaiki kualitas aset kemudian menekan peningkatan rasio kredit macet (NPL) pada tahun ini, masih terus dilaksanakan beberapa jumlah bank.
Bank-bank yang digunakan masih mempunyai warisan kredit bermasalah yang dimaksud adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), PT Bank Bukopin Tbk (KB Bank) Bank Muamalat Indonesia (BMI), hingga PT Bank Raya.
Warisan kredit macet dari masa lalu alasannya menjadi beban kinerja bagi bank-bank tersebut. Akibatnya bank-bank ini harus menyiapkan lebih lanjut besar dana pencadangannya sebagai salah satu mitigasi risiko kerugian.
BTN misalnya, rasio NPL gross per Maret 2024 tercatat sebesar 3%, turun dari tempat tahun lalu yang digunakan sebesar 3,50%. Meski begitu BTN terlihat tetap memperlihatkan meninggal pencadangannya, menjadi Simbol Rupiah 15,78 triliun secara year to date (Ytd) dari sikap Desember 2023 yang dimaksud sebesar Mata Uang Rupiah 15,59 triliun.
Director of Assets Management BTN Elisabeth Novie Riswanti mengatakan, pada waktu ini tersisa sekitar total Rupiah 6 triliun kelolaan kredit bermasalah BTN per Juni 2024.
“Total kredit bermasalah BTN itu sekitar Simbol Rupiah 6 triliun, ini semua kredit dari segmen SME sampai kredit korporasi, tapi dari total itu, sebesar Rupiah 2 triliun itu segmen komersial yang digunakan kami upayakan bisa jadi habis dalam tahun ini,” ungkap Novie terhadap Kontan, Rabu (10/7).
Lebih lanjut Novie menyampaikan segmen komersial yang disebutkan berasal dari Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Tahun lalu, BTN telah lama mengedarkan sekitar Mata Uang Rupiah 1,5 triliun aset bermasalahnya dari segmen KPA.
“Puncaknya itu KPA pada tahun masa Covid pada tahun 2020-2021, disitu KPA itu berjatuhan jadi NPL,” ungkap Novie.
BTN terus melakukan upaya perdagangan aset bermasalah melalui beberapa skema, baik itu melalui Lelang Hak Tanggungan maupun skema transaksi jual beli lainnya.
Di samping pelanggan secara retail, Bank BTN juga berencana melakukan Bulk Sales dalam tahun 2024 guna menurunkan rasio NPL pada bawah 3% pada 2024.
Senada, KB Bank juga masih mempunyai warisan kredit bermasalah dari masa lalu sebelum masuknya pemodal Kookmin Bank.
“Masih ada, tapi cuma sisa sediki lagi. Kami juga tahun ini fokus untuk menyelesaikan kredit masalah,” ungkap Direktur Utama KB Bank Tom (Woo Yeul) Lee.