Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan defisit anggaran pendapatan juga belanja negara atau APBN meleset dari target. Sampai akhir 2024, defisit diperkirakan akan berada pada level 2,70 persen terhadap Barang Domestik Bruto atau Pendapatan Domestik Bruto atau melebar dari target 2,29 persen terhadap PDB.
Bendahara Negara itu mencatat pada paruh awal 2024, pendapatan negara terkontraksi 6,2 persen berbeda dengan periode yang tersebut sejenis tahun lalu atau year on year (yoy). Sementara belanja negara meningkat 11,3 persen yoy.
Ekonom sekaligus anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo, mengungkapkan sudah ada memperkirakan kinerja fiskal akan meleset. Di sisi belanja negara terjadi pembengkakan. “Ada efek akhir masa jabatan, di area mana belanja membengkak lantaran pemerintah mengejar target capaian pengerjaan seperti IKN,” kata ia untuk Tempo, Rabu 10 Juli 2024.
Penerimaan juga merosot, menurut dia, disebabkan kondisi makro Indonesia terlalu mudah terganggu oleh apa yang dimaksud diputuskan bank sentral Amerika atau The Fed. Terganggunya pun di skala yang tidak ada dapat diabaikan, yang ujungnya menurunkan kinerja perolehan negara dari perpajakan hingga penerimaan negara tidak pajak (PNBP). “Sekaligus meninggal cost of money pembiayaan APBN,” ujarnya.
Drajad berujar kinerja APBN 2024 ini menjadi peringatan tegas dini bagi pemerintahan presiden terpilih, Prabowo Subianto. Tekanan fiskal pada akhir tahun ini dan juga 2025 atau di tempat masa transisi pemerintahan diyakini akan lebih banyak berat.
Selanjutnya: Untuk menjaga defisit bukanlah semata-mata pada kedudukan 3 persen tapi stabil….
- 1
- 2
- Selanjutnya