Bank Sampoerna Tambah Fasilitas Pendanaan ke JULO Rp600 Miliar

JAKARTA – PT Bank Sahabat Sampoerna atau Bank Sampoerna lalu perusahaan teknologi finansial atau fintech JULO Group (JULO) menyepakati kerja serupa pembiayaan melalui penambahan sarana kredit sebesar Rp600 miliar.

Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna, Henky Suryaputra mengungkapkan, kemitraan strategis dengan JULO mencerminkan tiga pilar utama perusahaan yakni UMKM, pengembangan teknologi, kemudian kolaborasi. Sejak dari awal berdirinya, Bank Sampoerna konsisten pada pemberdayaan UMKM. Dengan menguatkan kolaborasi dan juga digitalisasi, pihaknya berharap dapat membantu rakyat juga pelaku UMKM pada mendapatkan akses pendanaan produktif dengan tambahan mudah.

Kerja identik pembiayaan keduanya sudah terjalin sejak 2017. Dengan nilai awal pembiayaan sebesar Mata Uang Rupiah 10 miliar lalu terus ditingkatkan dari tahun ke tahun hingga pada waktu ini seiring dengan performa bidang usaha JULO yang dimaksud semakin berkembang. “Kami memutuskan untuk meningkatkan kembali jumlah total infrastruktur pendanaan terhadap JULO oleh sebab itu didasarkan pada prospek dan juga performa usaha JULO yang sangat baik,” kata Henky pada keterangan resmi, Rabu (3/7/2024).


Langkah ini juga sebagai bagian dari strategi Bank Sampoerna pada memperluas inklusi keuangan, akses kredit, juga permintaan pendanaan yang berorientasi pada pemenuhan kualitas hidup masyarakat. Bank Sampoerna mencatatkan total penyaluran kredit naik 13,2% menjadi Mata Uang Rupiah 11,6 triliun dibandingkan penyaluran kredit pada akhir Maret 2023 sebesar Rp10,3 triliun. Sekitar 67% dari total penyaluran kredit atau senilai Mata Uang Rupiah 7,8 triliun disalurkan untuk pelaku UMKM baik secara dengan segera oleh Bank Sampoerna maupun melalui kerja mirip dengan mitra.

Presiden Direktur JULO Harri Suhendra berharap kerja identik ini dapat memperluas akses pendanaan yang tersebut terjangkau, mudah, serta inklusif terhadap masyarakat. “Khususnya underbanked kemudian unbanked yang jumlahnya masih cukup besar yaitu sekitar 48% dari total jumlah total penduduk Indonesia atau sekitar 97,8 jt orang.” tuturnya.

Potensi Kredit Produktif JULO juga mengamati kemungkinan penyaluran kredit untuk akses berbagai pendanaan. Salah satunya kredit produktif, di tempat mana dari total 60 jt lebih tinggi UMKM pada Indonesia baru sebanyak 27,6% mendapatkan sarana kredit dari institusi formal. Tentunya hal ini semakin menguatkan kredibilitas JULO sebagai perusahaan fintech lending yang tersebut sehat di tempat lapangan usaha juga memiliki tingkat manajemen risiko yang mana sesuai dengan risk appetite Bank Sampoerna.

JULO mencatatkan pertumbuhan bidang usaha sejak berdiri pada 2017. Total pendanaan yang tersebut telah disalurkan hingga 2024 mencapai tambahan dari Rp15 triliun lalu disertai pengelolaan manajemen risiko yang baik pada tingkat keberhasilan bayar (TKB90) sesuai dengan ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam empat bulan pertama tahun ini, total penyaluran pendanaan JULO meningkat 87,19% dibandingkan dengan periode yang tersebut sebanding tahun sebelumnya dengan nilai lebih besar dari Rp3 triliun. JULO juga memiliki target penyaluran pendanaan lebih banyak dari Rp10 triliun terhadap warga hingga akhir tahun 2024.

Scroll to Top